Minggu, 27 Januari 2008

Meninggalnya Sang Maestro

Meninggalnya Sang Maestro

Salam untuk semua komunitas ini.
"Innalillahi wa inalillahi rooji'un"
Seharusnya duka ini sudah tidak terlalu dalam,
karena memang sang Maestro sudah
terbaring lama dalam sakitnya,
yakni sudah 24 hari.
Dan saya teringat oleh pesan terakhir
yang disampaikan oleh
sang maestro pertama Indonesia "Soekarno"
yang disampaikan oleh saksi sejarah,
bahwa "beliau Soeharto,
pun akan mengalami hal yang sama dengan dirinya,
adalah saat menjelang akhir hayatnya".
dan memang terbukti,
bahwa Soeharto terbaring koma tak berdaya,
selama 24 hari,
dan atasa perawatan tim dokter kepresodenan.
Hal yang dialaminya hampir serupa dengan pak Karno,
yaitu tubuhnya membengkak,
dan sebagin organ tubuhnya tak berfungsi.
Ya, kalo saya mengatakan sih beliau
sudah meninggal hari Jum'at lalu.
Mungkin saja karena Malaikat bingung
waktu mau mencabut nyawa pak Harto,
karena tiap kali malaikat datang untuk mencabut nyawanya,
saat yang bersamaan juga,
datang do'a dari orang-orang yang mendo'akan
untuk kesembuhannya.
Untuk anda-anda semua, yang ada dalam komunitas ini,
aku hanyalah manusia biasa yang hanya bisa melihat dari fakta
dan kenyataan yang ada,
bahwa yang terjadi dinegaraku sekarang,
tak lain hanyalah sekumpulan topeng-topeng kemanusiaan
yang mengatas namakan orang-orang baik.
Bagaimana tidak,
tiap hari yang ada hanyalah berita kriminal
dan tindakan pencurian
oleh orang-orang yang dipercaya,
juga setiap hari yang ada hanyalah
tindakan penganiayaan dan kekerasan dan penindasan.
Harga-harga barang kebutuhan juga semakin tak terkendali.
Sementara masih ada orang-orang kuat yang menunggangi
pundak-pundak orang-orang yang lemah
dan mengatas namakan kemanusiaan.
Aku hanya teringat "TRIKORA" dan "MASA ORDE BARU".
Ya, yang meski
pun semuanya pasti ada efek baik dan buruknya,
tetapi paling tidak bapak dan emakku,
tidak perlu mengeluh hanya untuk sesuap nasi untukku
dan saudara-saudaraku. Apa yang bisa anda katakan,
jika masa yang indah, damai, dan makmur,
kemudian datang tangan-tangan perkasa
yang mengatas namakan diri sebagai pejuang nurani,
dan berhasil menggulingkan kejayaan suatu pemerintahan,
dengan niat dan tujuan yang tetek mbengek,
yang katanya untuk
me"REFORMASI" total untuk menuju ke kebaikan,
tetapi nyatanya hanya omong kosong saja.
Yang ada hanyalah aksi pembantaian dan balas dendam,
aksi saling sikut dan berebut benar,
kekerasan dan kemunafikan,
dan tiada lain hanyalah semakin semparawut.
Aku hanya menyampaikan rasa belasungkawaku,
terhadap matinya pejuang kemanusiaan.
Dan aku juga turut menyampaikan salam dan hormat saya
kepada almarhum beliau H.M. Soeharto,
karena beliaulah sosok
sang Maestro yang sarat PRO dan KONTRA.
Hanya saja, mungkin jika nada mau melihat kenyataan yang ada,
bahwa orang-orang baiklah,
yang sampai saat menjelang ajal pun
masih tetap tersenyum.
Aku juga ingin menyampaikan salam hormat saya,
untuk beliu SOEKARNO dan seluruh keluarganya,
dan juga untuk semua PAHLAWAN_PAHLAWAN masa lalu,
yang ikut memperjuangkan kemerdekaan bangsa
dan negarku tercinta ini,
yaitu REPUBLIK INDONESIA.
Mungkin hanya itu saja untuk anda semua,
mudah-mudahan anda semua termasuk kedalam golongan
orang-orang yang tidak dibutakan oleh
sebentuk DUNIA ini,
sehingga anda akan mampu berfikir positif,
berfikir dari hati nurani anda yang luhur,
dengan disertai pula akal dan fikiran yang sehat,
jiwa-jiwa yang bersih dan niat baik anda
untuk menerima segala sesuatu yang baik pula,
sehingga anda akan mampu
menghargai setiap bentuk manusia
yang ada disekitar kita.
Jangan bilang MASJID itu hak milik,
yang harus senantiasa dijaga dari kekotoran.
Karena MASJID itu rumah Allah, dan setiap Muslim,
bahkan semua makhluk Allah berhak untuk memasukinya.
Maka mungkin untuk pengurus-pengurus MASJID
yang senantiasa melindungi MASJIDNYA
dengan gembok-gembok emas
dan pagar-pagar raksasa, ingatlah,
bahwa kuasa ALLAH lebih dari yang kau fikirkan.
Allah lebih tahu dari apa yang harus Dia lakukan.
Salam, untuk semua hati dan insan REPUBLIK INDONESIA
dan kaum Muslimin dimanapun berada.

Assalamualaikum wr.wb.

Nur Aziz
(komengpasfm_aziz@yahoo.com,
diajeng.aziz@gmail.com,
dijeng_aziz@telkom.net)

 
Ir. Soekarno

 
Keluarga Cendana

 

Sabtu, 26 Januari 2008

Rahasia Malam dan Cinta

Salam..............................................................................................................................

GAMBARAN WAJAH MALAM

Malam, dengan segala keindahan didalamnya,
juga dengan semua kepenatan yang ia ciptakan,
dan untuk rahasia malam,
dengan hal-hal yang ia sampaikan untuk dunia.
Adakalanya malam datang dengan membawa kebisingan semu,
yang seketika pula langsung pergi dan menghilang.
Juga suatu ketika, malam datang dengan membawa
berjuta pesonanya yang Agung,
dengan keindahan fajar dan sang bintang,
juga bersama kesunyian dirinya yang meraja,
dan dengan segala rahasianya dibalik kegelapan nan pekat,
dan juga sebentuk cinta.
Wahai jiwa-jiwa remaja, yang aku juga ingin berwasiat kepadamu,
tentang segudang ilmu-ilmu ma'rifat dan cintaku kepada-Nya,
juga segala bentuk keabadian cintaku yang suci,
untuk istri dan anak-anakku,
juga demi sebuah cinta yang teramat besar
untuk kusanjung dan kudirikan,
yaitu sebuah cinta dan pengabdian untuk bapak dan ibuku,
dan juga saudara-saudaraku.
Sekarang remaja sudah mampu melewati semak belukar
yang tumbuh subur dilahan tandus dengan kaki dan tangannya sendiri,
sementara untuk kaumku dulu,
mestilah harus dengan menekuk kedua lutut dahulu,
dan membungkukkan leher dan punggungnya,
hanya untuk sekedar memasuki pekarangannya.
Remaja dengan segudang senjata dan peluru yang ampuh
untuk sekedar menghancurkan seluruh permukaan bumi ini
yang hanya sementara.
Itu bukan berarti lantas kalian akan dengan enak
melewati semua titik-titik jalan yang telah dibuat,
yang meskipun pada masa lalu telah dibenamkan,
agar tidak dilewati lagi oleh kaum mudanya kelak.
Namun batasan untuk itu ternyata hanyalah wasiat belaka.
Dan mungkin jika wasiat itu sudah dibungkus rapi
dalam sebuah kotak tua yang indah,
malah akan hanya dijadikan hiasan saja,
atau malah akan diselipkan dalam gerobak para pemulung
yang melewati perjalanan panjang nan terjal, saat melewati
halaman rumah seorang kaya.
Mungkin itu pula khayalan semu
yang selalu menghinggapi suatu pandanganku
tentang remaja masa kini,
dan mungkin juga nanti.
Aku sangat menyayangkan kalian,
yang selalu berebut benar, untuk suatu kemunafikan.
Malah adakalanya yang mereka inginkan itu
hanyalah sebentuk kehampaan yang telah terciptakan,
mungkin oleh suatu kaum
yang dulu pernah jaya dengan sebuah karyanya yang busuk.
Sering kali kulihat para penjual topeng-topeng keadaan.
Mungkin aku juga pernah membelinya dan memakainya,
karena yang kusaksikan pula ada sedikit keanggunan
bagi para pemakainya.
Jadi kemudian aku berfikir,
pastilah aku akan menjadi sangat luar biasa
dengan benda yang aku dapatkan ini.
Adalah suatu kebodohan,
jika kalian mau membantu menyelesaikan masalah seseorang,
padahal kalian sendiri harus menghadapi berjuta impian
dan tantanganmu sendiri.
Apalagi malah kalian ikut membantu membekalinya
dengan tafsir mimpimu.
Sudahlah kalian, mungkin jadi semakin bingung ya............
Itu semua tadi hanyalah suatu bentuk
pembodohan dan penganiayaan,
kepintaran dan teraniaya,
kelemahan dan kemunafikan,
kekuatan dan kebodohan,
dan kebohangan dan kemuanfikan
oleh suatu kelemahan dan kepintaran.
Ini hanyalah untuk sebuah pengabdian
dan pertemanku dengan malam,
dengan semua keindahan dan kengeriannya,
dan semua cerita dari sini untuk dunia.
Dengan semua rahasia-rahasianya
dan semua kedirian jiwa-jiwa manusia,
yang telah membahagiakan
dan bahagia bersama cinta_Nya yang Agung.

GAMBARAN WAJAH MALAM
komengpasfm_aziz@yhoo.com, aziz-diajeng.blogspot.com

komengpasfm_aziz@yhoo.com, aziz-diajeng.blogspot.com
.........................S-----a-----l-------a----m.............................

Selasa, 22 Januari 2008

Jangan Tambahkan Ketamakan

Salam.

Jangan tambahkan ketamakan dan kemunafikan, kedalam tubuh yang rentan ini. Juga jangan samakan kau dengan tubuh-tubuh kaku nan renta yang mampu membius kedewasaan menjadi kebijaksanaan.
Sudah ah... bayarnya mahal.
he.. he... he.... 

Minggu, 20 Januari 2008

Rahasia

Salam....

Untuk semuanya, hari ini yang seharusnya hari kemarin aku menungkapkannya,
aku beralih fungsi menjadi pendalil yang rendah hati dan tua renta, dan seolah aku hanya mampu membakar buku yang sudah usang saja. 
Apakah ada yang tahu dengan yang aku rasakan sekarang? 
Aku kini menjadi lelaki tua yang akan menceraikan istriku sendiri yang sudah lama sekali aku menunggunya kembali, dan sesaat setelah ia kembali, aku malah menelantarkannya.
Aku sangat tak berdaya dengan semua yang dia nyatakan padaku.
Yang artinya, dia sendiri pun bahkan tidak tahu dengan apa yang ia katakan.
Karena seolah yang ada padanya itu sudah bukan merupakan kuasanya lagi,
sehingga selalu yang terlihat dan terasa olehku
hanyalah nyanyian merdu seekor burung indah yang meratapi dirinya
dalam sebuah sangkar emas. Memang bagi para yang mpunya,
nyanyian seekor burung itulah yang mereka beli dan untuk mereka miliki,
yang mereka menganggap, itulah nyanyian termerdu yang mereka buat,
dan bahkan sampai diadu dalam sebuah perlombaan.
Padahal jika sebenarnya anda tahu dan paham apa yang diutarakan
dalam nyanyian merdu seekor burung indah dalam sebuah sangkar emas,
mungkin anda sendiri pun tak tega dan ngeri mendengarnya. Karena memang,
jiwa mereka akan terasa bebas dengan menyanyikan lagu-lagu merdu utnuk bumi,
sementara badannya harus bergelut dengan rantai-rantai belenggu,
yang terbuat dari emas dan permata sekalipun.
Dan mungkin itulah gambaran yang ada pada dia "istriku" sekarang.
Dan selanjutnya aku pun teringat dengan syair indah yang ditujukan untuk bumi yang indah, oleh kyai besar dari timur "Gus Mus", dalam sayairnya yang kira-kira berbunyi
" Aku tak bisa lagi bernyanyi.
Bagiku kini tak ada lagi lirik dan musik yang menarik untuk kunyanyikan bersamamu
atau sendiri. Burung-burung terlalu berisik mendendangkan apa saja setelah mereka merdeka. Membuatku tak dapat mengenali suaramu atau suaraku sendiri...............
".
Mungkin itulah sedikit yang bisa aku tuliskan untuk anda, tentang yang pernah aku dengar,
dari seorang ulama besar seperti beliau,
tentang ungkapan hatinya untuk dunia.
Dan sekali lagi terkait dengan nyanyian rindu,
atau pun seruan jiwa dari jiwa-jiwa yang mengembara dan tubuh-tubuh yang penuh dengan belenggu kemunafikan dari sang bijaksana yang penuh dengan kesopanan dan kewibawaan,
yang senantiasa hidup hanya untuk suatu kewibawaan dan nama besar didunia ini,
yang bahakan sampai melupakan saudaranya sendiri.
Aku tidak pernah mengatakan hal yang demikian itu untuk suatu tujuanku,
yang pastinya tidak aku relakan untuk disentuh oleh kemunafikan yang tanpa batas dan tanpa cela. Karena, suatu kemunafikan, dimanapun itu, dan dengan balutan seindah apapun,
akan tetap menjadi suatu petaka buatku. Aku hanya menuliskan seperti itu,
karena dia istriku, sampai sekarang pun aku masih menunggunya.
Aku masih sangat sayang padanya. Dan aku sangat mencintainya.
Terakhir dia menuliskan padaku "...aku juga sayang sama kamu Zis,...",
dan itulah kalimat terakhir yang dia tuliskan untukku,
yang meskipun itu hanya dalam waktu yang singkat dan hanya beberapa waktu lalu.
Diajeng, bagaimanapun juga, aku sangat sayang sama kamu.
Dan bagaimanapun juga, aku tidak ingin meninggalkanmu.
Aku tidak ingin pisah darimu. Dan aku ingin selalu kau ada disampingku.
Jadi, terakhir aku hanya ingin jawaban darimu,
yang artinya kau mau kembali bersamaku dan selalu berada disisiku,
karena memang aku sangat membutuhkanmu.
Aku akan sangat bahagia,
jika kau ada disampingku. Dan kau selalu ada jika aku butuhkan,
karena dengan senyum indahmu,
rayu suaramu dan harum tubuhmu serta aura kasihmu

itu aku serasa hidup dalam buaian indah seorang suami kepada istrinya dan keluarganya.
Diajeng, sekarang aku berada disini, dan menghabiskan waktuku sore ini,
hanya untuk bersamamu. Yang meskipun hanya lewat tulisan ini. Yang mudah-mudahan,
suatu saat nanti kau akan dapat membukanya
dan mau melakukan perjalanan sejauh apapun demi sang kasih sayang,
dan aku pun akan rela berjuang demi cinta dan berkorban untuk kasih sayangmu

 
Diajeng, berkali-kali aku selalu memandangi potretmu ini,
karena memang senyum indahmu yang tertawan oleh cinta dan jiwa manusiawimu sangat kelihatan indah disitu. Lihatlah indahnya senyum dan pandangan matamu.
Aura kasihmu sangat terasa jelas walau hanya dari gambaran semu
yang pada hakekatnya adalah kenyataan yang pernah kita alami. 
Aku tidak pernah merasakan aura kasihmu yang dulu, semenjak kau pergi meninggalkan aku. Tetapi dengan melihat kembali senyum indahmu yang tertahan dalam foto kita ini,
aku seakan merasakan kehadiranmu. Dan aku selalu membuka file ini,
saat aku rindu padamu, yang sudah semestinya aku selalu rindu padamu.
Sayang, aku sudah harus pergi sekarang,
karena ini sudah menunjukkan saatnya aku harus keluar dari ruangan ini,
yang mungkin juga ketika aku keluar nanti, kau sudah menungguku diluar sana,
dan mungkin aku juga akan hanya terdiam dan menundukkan kepalaku dan membisu dan menyakiti hatiku dan menyesalkan pernuatanku dan menanyakan tentang perasaanmu dan menyudahi penyesalanku. 

SayangQ, masih ingatkah kau akan rencana kita berdua untuk berumah tangga dan membina rumah tangga? 
Dan masih ingatkha kau dengan cinta kita berdua dan cinta kita kepada orang tua kita dan saudara-saudara kita dan semua manusia termasuk makhluk_Nya....?
Salam beribu salam ku untukmu, kekasihku tercinta, istriku tersayang, Khusnulku seorang....

Salam.



Pati, 20 Januari 2008.



Nur Aziz 05 mei 1985

Jumat, 18 Januari 2008

Aku Kembali




Salam...

Diajeng, aku ini adalah lelaki yang mudah sekali merindu.
Dan aku selalu rindukan kasih sayang darimu yang tlah lama memudar,
seiring dengan waktu yang semakin tak menentu,
hanya karena hubunganku dengan manusia yang lainnya menjadi suram karena kecurangan yang aku sendiri pun tidak pernah ikut memburunya.
Dan, suatu ketika saat aku harus kembali menikmati rasa yang pernah datang menghampriku semenjak usiaku beranjak dewasa,
aku pun bertindak sebagai manusia yang semakin hina oleh mudahnya tingkah laku yang tidak disukainya,
dan aku pun masih terus berharap akan terus dapat menarik kembali semua pernyataan yang pernah dibuat oleh para pendeta busuk,
yang mengaku menjadi pahlwanku, ketika aku dewasa. 
Namun aku selalu teringat pesan yang selalu aku pesankan kepada sahabatku,
yang acap kali waktu kita bersama, kami selalu saling terbuka dan bahkan sering salaing emosi dan menyalahkan tiap kali kita bergumam dalam hati dan menyamakan persepsi.
Aku sering kali berpesan, bahwa "ajining diri soko lathi, ajing rogo soko busono".
Jadi jelas sekali apa yang ada dalm persahabatan kami,
bahwa "kejujuran dan penampilan akan selalu menjadi prioritas yang utama bagi kami",
yang artinya, kapan pun dan dimana pun,
kita akan selalu menjaga dan menegakkan kejujuran itu dan dengan harga diri kami yang akan senantiasa terjaga.
Kemudian dalam kaitannya dengan keterbengkelaian hati kami sendiri-sendiri,
yang kami pun akan merasa lelah yang berkepanjangan ketika kami harus 
berlatih sangat dini untuk menangkap ketenangan hati dan kemenangan jiwa. 

Selasa, 15 Januari 2008

Selanjutnya

Salam!

Selanjutnya dalam kisah yang telah sedikit terlupa ini,
aku akan mencoba memberikan sesuatu yang berbeda dari biasanya,
karena aku memang memiliki perbedaan dengan manusia lain.
Namun bukanlah suatu kebetulan jika mungkin nantinya anda pun ada yang menyamainya.
Halah, aku mungkin hanya bercanda saja kali ini,
karena semalam, entah bercanda atau tidak,
tapi aku berharap semalam dia hanya bercanda denganku,
yang mungkin dia ingin atau kangen bermanja-manja denganku,
karena memang sudah sejak Juli 2007 lalu,
dan hingga kemarin baru aku bisa bicara dengan dia dan kembali mendengarkan permintaan hatinya.
Dia, hanyalah manusia biasa, yang juga mempunyai banyak kekurangan,
dan mungkin malah lebih banyak kurangnya, ketimbang lebihnya.
Tapi sungguh bagiku, dia sangat berarti dan berharga.
Bahkan saat dia meninggalkanku disini sendiri kala itu,
semakin hari aku semakin sakit dan merana tanpa ada yang tahu dengan apa yang aku rasa,
dan setahunya hanyalah aku sudah gila dan tidak waras lagi, hanya gara-gara seorang wanita, yang notabene masih banyak yang lainnya yang mungkin juga aku masih mampu unutk meraihnya. Namun semua sungguh pedih. Karena aku tidak pernah bisa meninggalkannya. Mungkin juga karena saking percayanya aku akan ketulusan cintanya,
yang sekali pun yang diketahui adalah kalah oleh keadaan,
yang memang bukan hanya dia saja yang akan melakukan hal yang serupa
jikalau dia sendiri yang menghadapi. 
Selanjutnya,
aku masih tetap disini dan masih setia menuliskan alunan perasaan hati ini.
Dan harus bagaimana lagi aku untuk membahagiakan orang tuaku yang juga semakin hari semakin digeluti usia tua.
Juga harus dengan apa lagi aku untuk bisa membahagiakan dan menyempurnakan hidupku jika tidak dengannya. Dia itu sungguh sangat indah.
Dia sangat cantik dan istimewa,
yang memiliki berbagai keanggunan yang hanya dia sendiri yang menyandangnya dan mungkin juga hanya aku yang mampu merasakannya.
Dia itu sungguh seorang wanita yang apabila dia tersenyum,
akan mampu menidurkanku saat aku dipenuhi nafsu, dan mampu membangunkanku seketika pula ketika sarung-sarung tangan keserakahan mulai melelapkanku.
Dia, yang apabila menuturkan sapanya,
laut pun seolah berhenti berombak dan angin pun seolah berhenti berteriak dan bernyanyi dan akan hanya mengirimkan nyanyian rindu dari dalam hati masing-masing pribadinya.
Dia tiadak pernah memberi kendala bagi siapa saja yang ingin merasakan indahnya kasih sayang seorang ibu, karena memang dialah ibu dari anak-anakku nantinya.
Dia juag tidak pernah berhenti mengemban keanggunan khas perawan yang diwariskan kepadanya, yang senantiasa harus selalu terjaga,
mungkin juga dimalam hari hanya untuk mungkin mengelap keringatnya sendiri.
Dia kembali disisiku saat jiwa dan batin ini semakin galau dan hampir putus asa disaat semuanya mulai tidak pasti dan menentu, bahkan untuk umur seekor nyamuk.
Dan kemudian dia selanjutnya akan datang membawa barang belanjaan yang sangat banyak yang dia belikan untuk bekal makan adek-adeknya dan keluarganya yang sudah semakin membaik. Dari budi pekerti maupun hiasan menarik duniawi.
Dia, juga pernah menawarkan diri pada suatu pesta perayaan suci,
saat dimana para perawan sudah mulai dipertanyakan keperawanannya,
karena memang dialah wanitaku dan tak lain dialah istriku yang terkasih dengan segala ketulusan hatinya dan utuh penuh datang untukku,
dan mendampingiku dan menyenangkanku dan membahagiakanku dan menyayangiku.
Dia, yang terbaik dari masa ke masa.

Salam.

Minggu, 13 Januari 2008

Istriku Yang Kembali

Salam.....
Hi, istriku...
Apa kabarmu selama ini, selama diajeng meninggalkan aku, selama diajengQ ini menjalani kesendirian dan kedirian, selama diajeng menanggakan risalah dan masalah-masalah kita, selama diajengQ ini melakukannya. Bagaimana diajeng...?
Diajeng, selama ini aku sakit dan rapuh sayang. Aku hanya selangkah saja menuju harapanku, karena  sebelah kakiku ada padamu, dan tanganku, terutama mataku, dan hatiku dan seperuh nafasku.
Diajeng, tapi kini kau telah kembali. Kau yang telah lama kunanti kini tlah bersamaku kembali. Meski pun hingga hari ini aku masih belum melihat senyum itu. Aku datang dari kerapuhan itu. Aku datang dengan segala isi cinta yang masih utuh seperti sedia kala, yang sedianya memang kuabdikan separuh perjalananku untuk menjaganya.
Diajeng, kini kau berhak menerimanya kembali. Hanya kau yang pantas menyandangnya dan mendampingiku. Sungguh hanya kau seorang yang tersayang.
Diajeng, kini selaput malam telah memayungi fikiranku, dan saatnya bagiku untuk mengunjungi selimut malammu yang telah terjaga oleh tangan-tangan perkasa itu, yang seolah membekas seperti maut. Sungguh, mungkin sedari kau melirik kebawah tanggamu itu untuk menyapaku, jari telunjuk dari gurita keserakahan itu akan membunuhku beserta khayalanku dan mimpiku.
Diajeng, dari lubuk hatiku yang terdalam, aku persilakan kau untuk menduduki kembali ruang hatiku yang telah lama kau tinggalkan tanpa sedikit pun riak yang kau sisakan, sehingga seolah tampak tandus dan berbau busuk, seperti medan perang yang memerah dan anyir oleh darah.
Diajeng, aku harap besok adalah hari pertamamu membuka kembali bungkus hitam jendela kamarmu untuk menyambut sinar cerah mentari dan tersenyum ramah menyapaku, suamimu.
Dengar sayangQ....
Dengar bisik angin itu berbicara
Dan lihat gulita malam itu seolah memandang bahagia
Dan rasakanlah desah kelambu malam itu yang biru, seolah memayungi cinta kita disampingnya. 
SayangQ, Aku sangat bahagia bersamamu, dan aku tidak mau kau pergi lagi, walau samapi nanti. Aku ingin menghabiskan malamku kali ini bersamamu untuk melepas rinduku. Aku ingin memelukmu semalam ini, dan mencumbu dibawah sinar bintang. Dan lihatlah rintik hujan dipagi ini, seolah merayuku kembali untuk menyerukan tawa yang ramah pula.
Terima kasih DiajengQ....
Aku sangat sayang kamu. I love U.
Salam.

Khusnul Khotimah
                                                                                                                &
                                                                                                        Nur Aziz

Pati, 13 January 2007