Minggu, 24 Februari 2008

Aku - Untukmu

Selamanya untuk Menerima


Sobat, inilah aku dengan semua keburukanku,
dari setiap helai nadiku dan hembusan nafasku,
yang kemudian akan menyita seluruh naluriku untuk maju,
dan selanjutnya akan menjatuhkanku,
kedalam nilai-nilai belenggu yang masih hijau,
dan seterusnya tidak akan tampak lagi,
dari suatu kedigdayaan tersembunyi.
Namun untuk hal terpenting dalam hidupmu,
tinggalkan naluri hanya untuk dirinya saja,
dan buang saja jauh-jauh prasangka,
dan setiap buruk sangka,
yang kau saksikan akan mampu
merubah kemandirian suatu bangsa.
Kemudian aku akan berjalan melewati padang hatimu,
dan akan kutinggalkan sebuah nyanyian merdu,
yang mungkin saja akan merubahmu,
kedalam bentuk suatu nyanyian dan tangisan malam,
untuk kehidupan anakmu kelak.
Dan suatu ketika, ketika aku kembali,
dari suatu pengabdian yang sangatlah tua,
untuk mempertanyakan kembali maksud
dan keingninan untuk hidup bahagia,
bersama orang orang yang tercinta,
hanya untuk sekedar mengistirahatkan punggungku,
dari rasa lelah yang berkepanjangan,
setelah menempuh perjalanan ribuan mil jauhnya.
Wahai sobat, mungkin saat itu pula aku akan bertanya,
tentang perasaanmu selama ini,
juga tentang tenaga yang kau rasakan selama itu.
Mungkin pula kau akan merasakan lelah yang berkepanjangan,
saat kau mengagumi pribadi seseorang.
Bahkan selama dan sejauh itu kau berjalan,
kau hanya akan menemui sebongkah batu didepanmu,
karena memang jika kau hanya menggunakan akalmu,
tanpa menggunakan hati, dan perasaan pula didalamnya,
juga sebentuk jiwa dan lautan pemikiran yang lembut,
karena untuk menemui kelembutan dan menyentuhnya,
kau pun diharuskan untuk membasuh muka
dan kedua tangan dan kakimu.
Jadi sekarang, jangan kau mengatakan kau tidak akan pernah tahu,
tetapi katakan kau tahu, dan mau.
Berangkatlah kawan,
dengan menggunakan kekuatanmu yang masih ada,
dan maafkanlah setiap kesalahan yang pernah kau buat,
dan masuklah kedalam relung jiwa orang-orang yang menerima.
Sungguh, mudah-mudahan, sebentuk cinta yang aku uraikan ini,
akan memberi kecerahan untuk hatimu, dan semua keindahanmu.
Yang mungkin tanpa kau sadari kau telah membalutnya
dengan kain hitam yang menebal oleh asap.
Selamat malam, sambutlah cinta yang agung,
dengan cintamu yang tulus pula.


Salam……….

Jumat, 22 Februari 2008

Salam Rindu 2 - Rasa Syukur

Diajeng……
Kini kepingan rindu telah membatu. Dan aku pun tak tahu lagi.
Apakah akan kutanam, atau akan kulemparkan saja ke air yang membanjiri wilayah ini.
Atau apakah akan aku wariskan kepada seseorang yang mau merawatnya.
Aku enggak pernah mau memiliki sesuatu yang buatku malah akan menjadikan fitnah.
Aku hanya menginginkan keinginanku, yang membuat aku selalu merindu.
Tapi sekarang aku sudah lupa dimana aku menaruh rindu itu kemarin.
Seingatku aku masih berharap kekasihku mau menerima rindu itu.
Namun yang terjadi hanya sebatas kata.
Padahal aku sangat berharap kekasihku akan senang dan membuatku tenang.
Seketika itu aku sangat membutuhkan dirinya.
Dan seketika itu pula aku sangat ingin menemuinya, yang meskipun jika aku tidak bisa menemuinya, mendengar suara merdunya aku juga sudah cukup puas.
Atau paling tidak aku bisa membaca kalimat-kalimat indahnya yang dia kirimkan kepadaku,
dan hanya kepadaku.
Diajeng….
Namun sesaat itu juga aku malah menerima kriman yang membuatku semakin tak karuan.
Aku malah mendapati kiriman yang membuatku “gila”. Kamu tahu kenapa?
Karena saat itu aku memakan semua rindu yang kupunya.
Aku enggak tahu lagi apa yang harus aku lakukan,
karena aku sendiri tidak tahu bagaimana aku harus memakan rindu itu,
karena aku yang setiap harinya makan sepiring nasi dan sepiring mie instant saja,
masih merasakan kelelahan, lalu bagaimana jika aku hanya memakan rasa rindu ini..?
Dan malah bukan hanya itu saja. Aku hanya menaruh rindu ini untuk kekasihku.
Tetapi jika rasa rindu itu sudah harus hilang, larut, hanyut dalam hatiku.
Bagaimana aku harus mewariskan rindu ini nantinya…..
dan apakah sebait rasa rindu akan hanya tinggal menjadi sejarah yang terlupa…?
Diajeng….
Saat ini aku mungkin mencari seseorang yang dapat mengerti aku.
Seseorang yang akan mau memahami tentang perasaanku.
Tentang rasa rindu, cinta dan harapan, serta kepercayaan.
Rasa percayaku sudah mulai menipis, seiring terkikisnya permukaan hati yang hanya aku percayakan untuk kekasihku tercinta dan tersayang.
Aku juga sudah mulai ragu, dan sudah terlalu lelah untuk mampu memahami lagi arti perasaan manusia. Sebab aku sendiri tidak pernah ada yang mampu memahami.
Aku teringat kembali pelajaran yang aku terima. Yang mana dalam peristiwa itu disebutkan “….orang lain akan bisa mengerti tentang kisah kita ini.
Namun mereka tidak akan mampu mencapai dan memahami kisah kita ini…...”
Karena kisah ini kita yang rasa, kita yang menjalankan dan hanya kita yang sanggup memahami tiap bagian-bagiannya.
Diajeng…
Rasa sakit yang selalu menyelimutiku ini,
akan terasa sangat indah saat kita melewatinya berdua nantinya.
Sayang… jangan kau lihat aku dengan perasaan matamu,
yang tak lain hanya akalmu saja yang menemuinya.
Tapi coba lihatlah aku dengan semua yang aku miliki,
lihatlah dengan perasaan cintamu yang “Hak
dari sang maha Benar, dari sang pemilk_Nya yang Agung.
Coba lihatlah dengan rasa Syukurmu yang paling dalam,
bahwasanya apa-apa yang ada dalam setiap nafas dan denyut nadi manusia itu,
tak tenilai harganya.
Sehat itu mahal, Sehat itu nikmat, sehat itu Rizky, dan sehat itu syukur……
Diajeng…
Sudah sampaikah kamu melihatku sampai ketingkat itu…..?
Diajeng….
Mungkin itu dulu rasa syukur yang aku tuliskan buatmu untuk kali ini.
Dan selanjutnya aku akan ada disampingmu untuk menyentuhmu dan memelukmu.
Aku akan menemuimu untuk rasa cinta dan rinduku.
Aku akan bersamamu untuk rasa sayang dan janjiku……

Sabtu, 09 Februari 2008

Salam Rinduku

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum wr. wb.



Diajeng,

Sunguh malam itu sangatlah indah dengan nyanyian merdu kasih sayangnya kepada dunia lewat mimpi, atapun dengan sejuta bintang yang menyinari kelembutannya. Seandainya diajengku pun bisa tahu tentang cerita malam kepada dunia, malam dengan rayuan pulau mimpiya, dan malam bersama berjuta harapan dan keluh kesah orang-orang kecil nan teraniaya. Malam tidak selamanya datang dengan membawa berita duka ataupun kuasa tangan-tangan perkasa yang semakin kokoh menempatkan dirinya disamping altar pemujaan.

Sungguh malam akan sering datang, mengiringi raungan rindu dari para gadis, juga tangisan merdu dari para wanita-wanita tua.

Malam akan selalu datang dengan membawa kabar bahagia dan dusta. Bahagiamu yang akan kau rasa setelah seharian menahan dahaga. Kesejukannya mengganti warna indah sang mentari yang mulai meradang oleh ulah manusia. Malam telah merubah semua kengerian awan dan mendung dengan kabut senjanya diatas menara-menara langit lazuardi. Malam telah mampu menyandingkan setiap insan dengan insan lainnya atau keluarganya. Dan yang pasti malam, menjadi sarana nan indah untuk mendatangi sang Kekasih Sejati (4JJI).

Diajeng,
Aku akan selalu ada dengan nyanyian rindu yang telah kugubah sendiri syairnya, yang kusadur dari kalimat-kalimat indah yang aku sendiri pun taidak pernah tahu dari mana asal muasal kalimat-kalimat yang kusadur itu. Mungkin pemiliknya sendiri telah mati. Atau mungkin penulisnya lupa mengasaih nama pada bagian akhir tulisannya, lalu Dia lupa menaruh tempatnya. Tapi yang pasti, nyanyian itu telah merubah jalanku. Syair gubahanku itu telah banyak menuai tentangan dari berbagai pihak. Yang akan mungkin pula dikatakan bahwa aku telah gial, edan dan tidak waras, karena aku telah kehilangan harta yang sangat berharga bagiku (Kamu). Karena itu akan sangatlah wajar jikalau manusia lain menyebutku seperti itu, karena memang mereka mulai rabun dengan pandangannya. Bahkan jika dia ditanya mengenai dirinya dan apa yang dia lakukan pun, pasti jawabannya akan semakin membuat para Malaikat menjadi bingung.

Diajeng,
Apalagi saat malam itu telah bergerak sendiri guna menunjuki kebatilan para pengguna sangka kedalam sangkanya sendiri. Sangka-sangka manusia, tak lain hanyalah sangka syetan terhadap kebenaran dan kebaikan. Tiada sangka baik pun dari manusia yang akan mampu membuat hidupnya lepas dari sangka buruk itu sendiri. Dan kau pun sendiri telah tahu, antara sangka baik dan sangka buruk itu, yang kau sendiri pun mungkin pernah menyangkakan sangka buruk itu kepada yang Maha Hak, atas semua keadilannya bagi manusia.

Diajeng,
Sungguh aku sangat rindu padamu. Sungguh aku merindukan saat-saat kebersamaan kita dulu. Sebab tiadalah sangka lagi yang bisa aku gunakan untuk mengungkapkan rasa rinduku ini. Aku hanya mampu mengirimkan salam rindu ini, melalui celah-celah mimpi yang sedianya mungkin kau telah membukakannya untukku.

Diajeng,
Hari telah berganti masa. Dari masa keindahan malam, menuju ke masa kecerahan siang tadi. Sementara mulut ini telah terasa kaku untuk kembali berucap, yang mungkin pula hanya sekedar mengungkapkan kata "Cinta" ini kepadamu. Aku semakin tenggelam dalam masaku sendiri sayang....
Telah kutatap malam dan kusambut pagi dengan sangka baikku. Telah kusingsingkan lengan untuk menujung pagi bersemi ini, dan kugunakan kekuatan ragaku ini untuk mengayunkan pedangku kala siang tadi. Telah kumantapkan semua sangka baikku pula saat siang ini mau beranjak pergi. Dan senja yang gemerlap dengan pesona malam yang menjelma pun telah dapat kusaksikan dari bilik diriku. Aku pun mulai tersipu malu terhadap para pengembara yang menatapku penuh curiga. Dan aku dengan segenap nafasku, kembali meneriaki pagi yang telah berlalu untuk menymabut pagi kemabali.

Diajeng,
Mungkin kau hanya menyaksikan kedrmawanan hujan yang terus membagikan curahan kasih sayangnya bagi semua makhluk didunia untuk beberapa hari ini. Dan aku pun telah menitipkan sedikit air mataku bersamanya, seperti yang sering kau katakan pun, kau ikut terlarut dalam pekat cairan pesoanaku itu dalam setiap pengapdianmu. Dan aku pun ikut menangis sayang...
Hingga akhirnya aku menjadi bimbang. Aku tidak tahu apakah air mata ini adalah sebuah ungkapan kebahagian, ataukah hanya titipan pesan perasaan hatiku yang telah tergores oleh badai tahun ini.
Aku hanya mampu menolehkan wajah indahku ini, kebagian raga yang sering terhantam kata. Dan aku sekarang teraniaya oleh perangkap dunia yang telah syetan ciptakan. Walau aku sangat tahu pun jalan keluarnya.
Aku menjadi manusia yang sering bersembunyi dibalik singgasana kebesaran_Nya, dan sering kali aku keluar dengan cermin yang telah Dia sisipkan untuk dunia.
Aku tidak berharap, meminta apalagi memohon. Dan aku malah sering menjauh pergi ketika datang masanya bagiku untuk mengucapkan satu permintaan. Aku sudah berbulan-bulan melewatkan kesempatan itu. Aku tidak memiliki apa-apa yang kudapati. Aku juga tidak berhak apa-apa dari semua yang kuperoleh dengan sekuat tenaga. Karena aku sadar akan diriku. Aku sadar tentang diriku dan penyesalanku dan kecuranganku. Aku sadar dengan apa yang seharusnya kuberbuat. Aku sadar kemana seharusnya aku menunjukkan kasih sayang ini. Aku sadar kepada siapa aku akan bertanggung jawab dan mengatakan semuanya nanti. Dan aku juga sadar bahwa hidupku memang sudah tidak lama lagi.

Diajeng,
Dan aku pun sadar bahwa kau memang wanita yang sangat aku cintai, dan bahkan aku pun telah menikahkan jiwaku denganmu yang tanpa terpaut jarak dan waktu. Dan ketika itu aku pun dengan sangat sadar telah melakukannya. Dan yang terakhir aku pun sadar dengan keberadaanku disini. (bersambung...................).

Jumat, 08 Februari 2008

DiajengQ ..Assalamualaikum wr.wb. Salam untuk diajengQtercinta……… Salam juga untuk semua malaikat pendampingmu didisimu… Salam untuk Muhammad…

Assalamualaikum wr.wb.
Salam untuk diajengQtercinta………
Salam juga untuk semua malaikat
pendampingmu didisimu…
Salam untuk Muhammad…
Salam pula untuk kedua orang tuaku…….
Salam untuk saudara-saudaraku……..
Salam untuk sahabat-sahabatku…..
Salam untuk Syeh Abdul Qodir Al-Jaelani…….
Salam untuk mbah Sunan Kalijaga,
mbah Sunan Muria,
mbah Sunan Kudus………
Salam untuk mbah Saridin,
mbah Syeh Ahmad Muttamakin,
mbah Hendro, mbah Syeh Ronggo Kusumo………
Salam untuk malaikat juru Pati……..
Dan salam untuk kekasih Sejatiku Allah swt.

Sayang….
bukan kemana angin berhembus,
dan bukan pula kemanakah akan kuhentikan
langkahku kali ini.
Tetapi memang sudah sekian lama
ku terlelap dalam keindahan mimpi bersamamu.
Aku sudah semakin larut dalam kemesraannya.
Yang membuatku merasa damai saat Shubuh itu tiba.
Mungkin kelak kan kukibarkan bendera kejayaanku
pada saat tentara sekutu itu sudah mulai meracuni
fikirannya sendiri dengan warna emas pedang mereka,
sehingga aku dengan gagah berani mebentangkan
sayapku lebar, untuk merengkuhmu kembali disisiku.
Mungkin arti hadirku dirasa akan sangat memberi
warna kesejukan, setelah panas dan ganasnya
perang itu. Atau mungkin pula para penulis sejarah
lagi tidur pulas tatkala harus menuliskan
tentang bagianku. Mungkin hanya itu yang
bisa mereka wujudkan dari haluan mimpinya.
Aku kembali dengan senyum itu sayang.
Aku juga akan kembali merebahkan kepalaku
ini diatas bantal yang telah kau sulam sendiri
selimutnya dengan penuh kasih sayang layaknya
seorang ibu. Aku akan menuangkan segelas
minuman manis kedalam gelas yang telah
kau siapkan, sebagai tanda bahwa aku suamimu
telah kembali. Dan juga sebagai tanda awal manis
lahirnya suatu kehidupan baru, setelah sekian
lama berkutat dengan kepahitan.
Dan juga unutk mengenang kembali
masa-masa indah kebersamaan kita dulu.
Aku akan membangunkanmu saat malam
semakin mencekam, agar kau tidak terlalu
larut dalam tidurmu. Karena seperti yang aku
pesankan kepadamu, bahwa kau harus selalu
siaga saat anak kita terjaga dari tidurnya yang
agung. Saat malam itu pun kau juga harus menjadi
pemimpin dalam rumah tanggamu tatkala
aku harus bertugas menghadapi ganasnya perang.
Dan mungkin juga sebagai suatu persiapan,
jika suatu ketika nanti aku akan menghadapi ajal.
Karena malaikat juru pati seolah selalu hadir
dalam setiap lingkaran sangka yang kucipta.
Dan seolah kepingan hati yang berserakan pun
sudah mulai menyatu, seperti pertanda bahwa,
kehidupan hampir memasuki masa tanggang.





Larut……….
Malam semakin larut,
dan seolah manusia akan berlari mengejar
bayangnya sendiri.
Mati seakan menjadi kalimat pamungkas
dalam segalanya.
Padahal mati…. bukanlah akhir dari kehidupan ini.
Karena mati bukanlah wafat…
karena mati, adalah satu-satunya jalan
untuk bertemu dengan sang kekasih.

Dan selanjutnya sayangQ…..
Malam telah membulatkan semua
tekadaku untuk berteduh.
Malam telah menunjukkan padaku
bagaimana cara mereka hidup.
Malam telah memberi terang bagi jalanku.
Walau disebagian pihak malam telah
membutakan mereka dari keindahan
dan pesona didalamnya,
dan juga pesan nyanyian alam
bagi mereka yang tidak takut akan gelap.

Diajeng….
Mungkin pula dalam setiap kesempatan yang ada…………..????
********blank-erorr******___________